Selasa, 04 Oktober 2011

KLUB - KLUB SEPEDA


 Klub-klub sepeda bermunculan di Jakarta Pusat. Namanya macam-macam Ada Masda Keong. Porda Sumba, Persada Mulia dan Masteng. Penganjurnya siapa lagi kalau bukan Sylviana Murni Ini paralel dengan harapan Gubernur Fauzi Bowo dalam usaha mengurangi pencemaran udara. Tapi di tengah ribuan orang mengayuh sepeda, ratusan motor besar wira-wiri dengan mesin menggelegarmemekakan telinga.
Klub sepeda bermunculan di Jakarta Pusat Ahad ladi, Ef ri Camat Menteng melapor kepada Sylviana Murni, Walikota Jakarta Pusat, tentang telah terbentuknya Klub Sepeda di Menteng. Namanya. Masteng alias Masyarakat Sepeda Menteng. Meski baru terbentuk.anggotanya sudah lebih tiga ratus. "Insya Allah. Jumlah anggota itu akan terus bertambah," kata EfrL
Suprapto. Lurah Harapan Mulia. Juga melaporkan hal yang sama. Menurut Prapto. klub sepeda yang baru terbentuk di wtlayanya diberi nama Persada Mulia. "Anggota kami terdiri dari kalangan unsur masyarakat," lapor Prapto. Perwakilan dari Sumur Batu melaporkan, di kelurahan mereka kluib sepeda diberi nama Porda Sumba. Sedangkan dari Kebon Kosong yang sudah terbentuk sebelumnya diberi nama Masda Keong. Setelah menerima laporan klub sepeda yang sudah terbentuk dan segera akan terbentuk. Sylvt mengajak klub-klub itu Itersama para anggotanya beranjangsana ke Rumah Sepeda Indonesia, di Jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Int ada SMS dari sahabat-sahabat kila di Jakarta Selatan. Ayo kita sama-sama ke Radio Dalam." kata Sylui. Perjalanan naik sepeda dari Taman Menteng ke Radio Dalam itu dipimpin sendiri oleh Sylvi yang di-damiiingi putrinya. Monica Andalusia.
Di Rumah Sepeda Indonesia yang dipimpin Toto (adik musisi Adhie MS). Sylvi dan rombongan disambut komunitas sepeda Jakarta Selatan dengan yel-yel persaudaraan. "Hebat Ibu Sylvi ini Dari Menteng naik sepe-da ke Radio Dalam." puji Toto.
Anggota klub sepeda dari Jakarta Pusat (tu kemudian berbaur dengan komunitas sepeda Jakarta Selatan. Mereka begitu cepat terlihat akrab. Persahabatan terjalin. Mereka saling bertukar nomor HP dan berjanji saling memberi kabar Jika ada kegiatan. "Bulan depan kita ada acara Sepeda untuk Indonesia. Start dari Kemayoran menuju Ancol. Kita kumpul di Kemayoran, "kata Toto.
Kepada Pelita. Sylvi mengisyaratkan di Jakarta Pusat nanti akan terbentuk 44 klub sepeda. Angka itu sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada di Jakarta Pusat. Jika setiap klub beranggotakan 500 orang, maka akan terdapat 22 ribu anggota klub sepeda, Suatujumlah yang cukup besar. "Gerakan ini merupakan bagian dari program Pak Gubernur unluk mengurangi tingkat pencemaran udara." kala Sylvi. "Hu selain usaha penghijauan yang terus kita lakukan, " tambahnya.
Memberikan keterangannya. Sylui Juga menganjurkan agar warga Jakarta Pusat menggunakan sepeda baik untuk pergi maupun pulang dari bekerja. Begitu pula kepada para pelajar dan mahasiswa. "Bike to work atau bike to school merupakan salah satu solusi terbaikuntuk mengatasi atau menghindari kemacetan lalu lintas," ujarnya.
Bahkan Sylvi menegaskan siap menyediakan tempat parkir khusus sepeda di lingkungan Kantor Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusaljika ternyata nanti banyak PNS yang menggunakan sepeda datang ke kantor. "Kalau perlu Wta bangun kamar ganti pakaian," katanya. Begitu pula di kantor kecamatan dan kelurahan." tambahnya.
Di luar negeri seperti di Belanda. Belgia dan Francis, menurut Sylvi. orang naik sepeda dengan pakaian jas dan dasi, sudah menjadi pemandangan yang biasa. Padahal di negara-negara itu tidak ada istilah jalanan macet seperti di Jakarta. Alasan mereka naik sepeda lebih pada masalah kesehatan dan biaya parkir yang mahal.
Di Francis, orang tidak beli mobil Jika rumah mereka tidak memiliki garasi. Parkir di pinggirJakm meski di depan rumah sendiri, dikenakan retribusi yang sangat tinggi Lain dengan di Jakarta. "Ribuan mobil parkir di pinggir jalan. Jika Anda tidak percaya, silahkan Anda cek dimalam hari "kata Sylvi Sayajuga tahu, beberapa halaman kantor kelurahan di malam hari berubah fungsi menjadi tempat penitipan mobil warga." tambahnya.
Dalam hubungan itu pulalah. Sylvi seperti juga gubernur dan kalangan dewan, mendukung tuntutan pentingnya dihangunjalur khusus sepeda seperti yang belakangan ini banyak disuarakan komunitas penggita sepeda. Rencana pembuatan jalur khusus sepeda itu kini tengah dalam proses penelitian oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Perhubungan. Sylvi yakin, jikajalur khusus itu sudah tersedia, akan semakin banyak warga Jakarta menggunakan sepeda untuk bekerja atau pergi ke sekolah. "Anda lihat sendiri, setiap Minggu pagi di Jalan Sudirman. Jalan Thamrin,
Senayan, ribuan orang naik sepeda. Ruas Jalan Sudirman dan Thamrin berubah jadi lautan sepeda. kata Sylvi. Apa yang dikatakan Sylvi seratus persen benar. Tapi pemandangan Ahad tadi, diantara ribuan orang mengayuh sepeda seperti yang terlihat di bilangan Menteng dan Thamrin, muncul ratusan motor besar meraung-raung ditingkahi bunyi sirene meminta pengguna jalan lainnya supaya minggir. Sungguh ironis. Di satu sisi ribuan orang berusaha mencegah polusi, di sisi lainnya membuat polusi! (dimas adidaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar